LOKASI DAN SENSASI RESEPTOR
PENGECAP
(Laporan Praktikum Fisiologi Hewan)
Oleh
Dwi Rahmawati
1213024020
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Indra
pada makhluk hidup salah satunya adalah indra pengecap. Pada mamalia dan
vertebrata yang lain, Indra pengecapnya berupa lidah. Pada lidahnya itu
terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat
kimia (disebut kemoreseptor). Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap.
Suatu zat dapat dirasakan jika zat tersebut harus larut dalam mulut sehingga
dapat menstimulus tunas pengecap atau tunas perasa. Untuk perasa kebanyakan
terdapat pada permukaan lidah walaupun beberapa ditemukan pada langit-langit
lunak tinggi dibelakang mulut dan lengkung langit-langit.
Sel-sel
reseptor pengecap adalah sel-sel epithelium yang telah termodifikasi yang
terorganisir menjadi kuncup pengecap dan tersebar di sejumlah bagian permukaan
lidah atau mengalami penjuluran yang mirip putting disebut papilla pada lidah.
Kita mengenal empat persepsi pengecapan dasar yaitu rasa manis, pahit, asam,
dan asin yang masing-masing di deteksi pada bagian tertentu atau muatan
molekuler tertentu yang berkaitan dengan molekul reseptor yang terpisah .Untuk
mengetahui lebih lanjut tentang lokasi dan sensasi reseptor pengecap , maka
perlu dilakukan praktikum ini.
B. Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya
praktikum adalah mengetahui lokasi reseptor pengecap pada manusia dan
mengetahui variasi waktu sensasi
II. TINJAUAN PUSTAKA
Lidah adalah massa otot rangka yang
ditutupi membran mukosa yang strukturnya bervariasi menurut daerah yang
diamati. Serat-serat otot saling menyilang dalam 3 bidang, mereka biasanya
dipisahkan oleh jaringan ikat. Membran mukosa melekat dengan erat pada otot,
karena jaringan ikat dari lamina propria menyusup ke dalam celah-celah diantara
berkas-berkas otot. Pada permukaan bawah lidah, mukosanya licin. Permukaan
dorsal lidah tidak teratur, di anterior ditutupi banyak sekali tonjolan kecil
yang disebut papila. Sepertiga bagian posterior permukaan dorsal lidah
dipisahkan dari dua per tiga bagian anteriornya oleh batas berbentuk V
(Junqueira, dkk, 1997:281)
Lidah sejati merupakan kantung mukosa
yanng berisikan otot. Lidah berfungsi untuk menangkap atau menghimpun makanan ,
membantu dalam proses menelan, dan pada manusia untuk berbicara. Pada mamalia
lidah dilekatkan pada dasar rongga mulut oleh suatu ligamen yang disebut
frenulum. Permukaan lidah pada banyak amniota , termasuk burung dan mamalia ,
mempunyai papila berbentuk seperti rambut , sisik, tombol, atau seperti
duri-durinyang menanduk. Puting pengecap juga terdapat pada lidah kebanyakan
mamalia. Di dalam mukosa lidah dapat dijumpai pula reseptor lain, seperti untuk
meraba berupa akhiran saraf berkapsula (Nurcahyani, Nining, 2005: 30).
Sel-sel reseptor pengecap adalah
sel-sel epithelium yang telah
termodifikasi yang terorganisir menjadi kuncup pengecap dan tersebar di
sejumlah bagian permukaan lidah atau mengalami penjuluran yang mirip putting
disebut papilla pada lidah. Kita mengenal empat persepsi pengecapan dasar yaitu
rasa manis, pahit, asam, dan asin yang masing-masing di deteksi pada bagian
tertentu atau muatan molekuler tertentu yang berkaitan dengan molekul reseptor
yang terpisah (Campbell, 2004: 249 ).
Ada 4 jenis papila pada lidah
a. Papila
filiformis, jenis yang paling banyak , membentuk barisan yang sejajar memancar
dari garis tengah lidah. Susunan yang memancar ini ditutupi oleh epitel yang
tidak beraturan dan berisi lamina propria di tengahnya , yang mungkin bercabang
secara luas. Papila ini tidak mengandung
kuncup kecap
b. Papila
fungiformis banyak dan tersebar di antara papila filiformis. Papila ini berbentuk
seperti jamur dengan bagian basal menyempit dan bagian atas melebar, gepeng.
Lamina propria biasanya mengandung bagian tengah yang secara primer besar dan
beberapa percabangan sekunder. Papila ini mengandung sedikit kuncup kecap
c. Papila
sirkum valata , hanya terdapat pada batas berbentuk V antara bagia anterior dan
bagian posterior lidah
d. Papila
foliata, kurang berkembang pada manusia dan jarang tampak
(Johnson, Kurt, 1994: 272-273).
Bagian lidah
yaitu valat dan papila fungiformis mengandung banyak sekali puting cita rasa
meskipun puting itu terdapat juga pada palatum, farink, dan larinks. Sensasi
cita rasa dibawah ke arah dua pertiga bagian rostal lidah oleh cabang-cabang
saraf fasialkorda timpani yang menyertai
cabang lingual dari saraf trigeminus. Sebaliknya bagian lidah yang sepertiga menerima
cita rasa melalui cabang lingual dari saraf (glosofarinkeal). Pada manusia ,
modalitas cita rasa yang spesifik ada 4, yaitu manis, asin, pahit dan asam, Sensasi
yang lain, merupakan campuran dari citarasa dasar, atau kombinasi berbagai
citarasa dengan ciuman. Pangkal lidah bersifat peka terhadap cita rasa pahit.
Bagian lateral lidah memberikan respons terutama terhadap rangsangan asam, dan
juga garam (asin), sedang ujung lidah bersifat peka terhadap keempat citarasa
tersebut, meski kepekaan itu lebih tinggi terhadap cita rasa asin dan manis
(Frandson, 1992: 184).
Indera pengecap terdapat di lidah, mampu
menerima rangsangan dari zat yang larut. Indera pengecap ini memiliki reseptor
yang peka terhadap rangsangan rasa, misalnya manis, asin, asam, dan pahit.
Reseptor pengecap berada pada kuncup-kuncup pengecap (papilla). Di dalam kuncup
terdapat bulu-bulu syaraf (gustatory hair) yang berfungsi menghantarkan impuls
ke otak. Syaraf pada kuncup-kuncup pengecap menerima rangsang dan mengubahnya
menjadi impuls sensorik ke pusat syaraf di otak ( Widiastuti, 2002 : 37).
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua
macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat
silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari
makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang
pengecap (taste pores).Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar,
yaitu manis, masam, asin dan pahit. Pada lidah reseptor-reseptor yang sensitif
terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah, sedangkan untuk rasa masam
terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitif untuk rasa
pahit dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin (Anonim, 2008)
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada
bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan
menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur
tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara (Tenzer,1998:
255).
III. METODE PERCOBAAN
A. Waktu
dan Tempat
Praktikum dilakukan di Laboratorium Zoologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tanggal 16 April 2014 pukul 08.00 WIB.
B. Alat
dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah peserta
praktikum , alat tulis dan timer.
C. Prosedur
Kerja
Adapun yang dilakukan dalam
praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Membersihkan rongga mulut dengan
berkumur air tawar
2.
Meletakkan bahan puyer, gula, asam,
garam pada :
a. Ujung
Lidah
b. Tepi
lidah depan
c. Tepi
lidah belakang
d. Pangkal
lidah tengah
3.
Mencatat apa rasanya dan buat diagram.
Menentukan daerah yang paling tegas/ tajam rasanya terhadap masing-masing bahan
Untuk
mencari/ menghitung waktu sensasi
1.
Membersihkan rongga mulut anda dengan
berkumur air tawar
2.
Menentukan waktu sensasi dengan bantuan
stopwatch dengan cara sebagai berikut :
a. Mengeringkan
permukaan lidah dengan kertas filter atau kertas tissu dan mempertahankan agar
lidah di luar mulut
b. Meletakkan
sedikit bahan pada lokasi yang sudah diketahui, sambil menghidupkan stopwatch
segera dimatikan
c. Mencatat
waktunya
d. Berkumur
dengan air tawar lagi, tetapi lidah tidak dikeringkan
e. Mengerjakan
seperti a sampai b dengan masinng-masing bahan yang berbeda
IV.
HASIL
PENGAMATAN
A.
Hasil
Pengamatan
Adapun
hasil percobaan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
t adalah tabel hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan :
No
|
Propandus
|
Bahan
|
Waktu Sensasi Rasa (detik)
|
|||
Pada bagian 1(Manis)
|
Pada bagian 2(Asin)
|
Pada bagian 3(Asam)
|
Pada bagian 4(Pahit)
|
|||
1.
|
Laki-laki
|
Puyer
|
1,09
|
1,72
|
2,42
|
2,96
|
Garam
|
1,53
|
2,24
|
4,26
|
5,09
|
||
Gula
|
1,54
|
2,94
|
3,59
|
7,63
|
||
Asam
|
2,31
|
1,46
|
1,58
|
1,46
|
No
|
Propandus
|
Bahan
|
Waktu Sensasi Rasa (detik)
|
|||
Ujung Lidah
(Manis)
|
Tepi Lidah Depan
(Asin)
|
Tepi Lidah Belakan
(Asam)
|
Pangkal Lidah Tengah
(Pahit)
|
|||
1.
|
Perempuan
|
Puyer
|
3,64
|
11,02
|
30,21
|
4,54
|
Garam
|
1,41
|
2,42
|
5,77
|
4,59
|
||
Gula
|
3,70
|
5,71
|
10,92
|
3,95
|
||
Asam
|
2,93
|
2,42
|
5,77
|
4,59
|
B. Hasil
Pengamatan
Telah
dilakukan praktikum berdasarkan pengamatan,
dengan praktikan laki-laki dan
perempuan sebagai objek percobaan. Praktikan diminta menguji empat bahan pada
empat bagian lidah. Adapun bahan yang digunakan adalah puyer, garam, asam jawa,
dan gula. Empat bagian lidah adalah bagian ujung lidah, tepi depan lidah, tepi
belakang lidah, dan pangkal lidah.
Praktikan
laki-laki, dengan bahan puyer di bagian
ujung lidah 1,09 detik , pada bagian tepi depan lidah 1,72 detik , pada bagian
tepi belakang lidah 2,42 detik , dan pada bagian pangkal lidah 2,96 detik. Berdasarkan
hasil tersebut, pada praktikan laki-laki bahan puyer paling cepat pada bagian
di ujung lidah. Praktikan
perempuan, dengan bahan puyer di bagian
ujung lidah 3,64 detik , pada bagian tepi depan lidah 11,02 detik , pada bagian
tepi belakang lidah 30,21 detik , dan pada bagian pangkal lidah 4,54 detik.
Berdasarkan hasil tersebut, pada praktikan perempuan bahan puyer paling cepat
pada bagian di ujung lidah. Berdasarkan hasil kedua praktikan, waktu sensasi
pengecap bahan puyer paling cepat pada bagian di ujung lidah. Waktu sensasi
pengecap pada praktikan laki-laki lebih cepat daripada praktikan perempuan.
Berdasarkan teori pangkal lidah bersifat peka terhadap cita rasa pahit.
Praktikan
laki-laki dengan bahan garam , di bagian ujung lidah 1,53 detik, pada bagian
tepi depan lidah 2,24 detik , pada bagian tepi belakang lidah 4,26 detik, dan
pada bagian pangkal lidah 5,09 detik. Berdasarkan hasil tersebut, pada
praktikan laki-laki bahan garam paling cepat pada bagian di ujung lidah. Praktikan
perempuan dengan bahan garam , di bagian ujung lidah 1,41 detik, pada bagian
tepi depan lidah 2,42 detik , pada bagian tepi belakang lidah 5,77 detik, dan
pada bagian pangkal lidah 4,59 detik. Berdasarkan hasil tersebut, pada
praktikan perempuan bahan garam paling cepat pada bagian di ujung lidah. Berdasarkan
hasil kedua praktikan, waktu sensasi pengecap bahan garam paling cepat pada
bagian di ujung lidah. Waktu sensasi
pengecap pada praktikan perempuan lebih cepat daripada praktikan laki-laki.
Berdasarkan teori bagian lateral lidah memberikan respons terutama terhadap
rangsangan asam, dan juga garam (asin).
Praktikan
laki-laki dengan bahan gula , di bagian ujung lidah 1,54 detik, pada bagian tepi depan lidah 2,54 detik, pada
bagian tepi belakang lidah 3,59 detik, dan pada bagian pangkal lidah 7,63 detik.
Berdasarkan hasil tersebut, pada praktikan laki-laki bahan gula paling cepat
pada bagian di ujung lidah. Praktikan perempuan dengan bahan gula , di bagian
ujung lidah 3,70 detik, pada bagian tepi
depan lidah 5,71 detik, pada bagian tepi belakang lidah 10,92 detik, dan pada
bagian pangkal lidah 3,95 detik. Berdasarkan hasil tersebut, pada praktikan
perempuan bahan gula paling cepat pada bagian di ujung lidah. Berdasarkan hasil
kedua praktikan, waktu sensasi pengecap bahan gula paling cepat pada bagian di
ujung lidah. Waktu sensasi pengecap pada praktikan laki-laki lebih cepat
daripada praktikan perempuan. Berdasarkan teori ujung lidah bersifat peka
terhadap keempat citarasa tersebut, meski kepekaan itu lebih tinggi terhadap
cita rasa asin dan manis .
Sedangkan
praktikan laki-laki dengan bahan asam , di bagian ujung lidah 2,31detik , pada
bagian tepi depan lidah 1,46 detik, pada bagian tepi belakang lidah 1,58 detik
dan pada bagian pangkal lidah 1,46 detik . Berdasarkan hasil tersebut, pada
praktikan laki-laki bahan asam paling cepat pada bagian tepi depan lidah dan di
pangkal lidah.Sedangkan praktikan perempuan dengan bahan asam , di bagian ujung
lidah 2,93detik , pada bagian tepi depan lidah 2,42 detik, pada bagian tepi belakang
lidah 5,77 detik dan pada bagian pangkal lidah 4,59 detik . Berdasarkan hasil
tersebut, pada praktikan perempuan waktu sensasi pengecap bahan asam paling
cepat pada bagian tepi depan lidah. Berdasarkan hasil kedua praktikan, bahan asam
paling cepat pada bagian di bagian tepi depan lidah dan di pangkal lidah . Waktu
sensasi pengecap pada praktikan laki-laki lebih cepat daripada praktikan
perempuan. Berdasarkan teori bagian lateral lidah memberikan respons terutama
terhadap rangsangan asam, dan juga garam (asin).
Pada
percobaan kali ini dilakukan pengukuran lamanya sistem pengecap (lidah)
terhadap berbagai respon sensasi rasa yaitu, manis, asam, asin dan pahit.
Berdasarkan data hasil pengamatan diperoleh bahwa kemampuan indera pengecap
manusia dalam merespon sensasi rasa berbeda- beda. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan
oleh daya respon yang berbeda-beda terhadap stimulus yang menimbulkan sensasi
pada pada indera pengecap.
Selain
itu faktor usia, jumlah konsentrasi dan struktur lidah mempengaruhi kemampuan
indra pengecap. Adanya perbedaan waktu sensasi pada setiap orang , khususnya para
praktikan dikarenakan setiap orang memiliki kemampuan sensivitas yang berbeda
satu sama lain .
Berdasarkan
teori, pada manusia , modalitas cita rasa yang spesifik ada 4, yaitu manis,
asin, pahit dan asam, Sensasi yang lain, merupakan campuran dari citarasa
dasar, atau kombinasi berbagai citarasa dengan ciuman. Pangkal lidah bersifat
peka terhadap cita rasa pahit. Bagian lateral lidah memberikan respons terutama
terhadap rangsangan asam, dan juga garam (asin), sedang ujung lidah bersifat
peka terhadap keempat citarasa tersebut, meski kepekaan itu lebih tinggi
terhadap cita rasa asin dan manis .Indera
pengecap terdapat di lidah, mampu menerima rangsangan dari zat yang larut. Indera
pengecap ini memiliki reseptor yang peka terhadap rangsangan rasa, misalnya
manis, asin, asam, dan pahit. Reseptor pengecap berada pada kuncup-kuncup pengecap
(papilla). Di dalam kuncup terdapat bulu-bulu syaraf (gustatory hair) yang
berfungsi menghantarkan impuls ke otak. Syaraf pada kuncup-kuncup pengecap
menerima rangsang dan mengubahnya menjadi impuls sensorik ke pusat syaraf di
otak .
Zat-zat
kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang
pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar,
yaitu manis, masam, asin dan pahit. Pada lidah reseptor-reseptor yang sensitif
terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah, sedangkan untuk rasa masam
terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitif untuk rasa
pahit dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin.
Untuk
rasa manis , asin dan pahit bahan perasa yang digunakan dalam bentuk krisyal
dan bubuk sehingga lebih membutuhkan waktu untuk larut dan merangsang sel-sel
reseptor kemoresepsi pada putting pengecap. Dari keempat sensasi rasa tersebut,
memiliki mekanisme yang berbeda sehingga lidah dapat merasakan rasa dari bahan
yang dicoba.
Dari
bahan-bahan tersebut mengandung bahan-bahan yang berbeda. Rasa manis yang
dirasakan oleh lidah berasal dari senyawa polisakarida atau molekul gula, dan
sakarin yang dikonsumsi oleh manusia. Sedangkan senyawa yang dirasakan oleh
bagian lidah pengecap rasa pahit adalah substansi tastan yang memiliki afinitas
cukup tinggi terhadap asam lemak (bersifat lipofilik). Pada rasa asam terjadi
karena konsenterasi H+ meningkat pada pengecap rasa asam. Dan pada rasa asin
disebabkan oleh masuknya ion Na + dan tertangkap oleh lidah.
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam praktikum ini
adalah sebagai beriukut :
1.
Kuncup-kuncup pengecap
dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit
2.
Pada lidah
reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah,
sedangkan untuk rasa masam terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal
lidah sensitif untuk rasa pahit dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa
asin
3.
Berdasarkan hasil kedua
praktikan, waktu sensasi pengecap bahan puyer paling cepat pada bagian di ujung
lidah. Waktu sensasi pengecap pada praktikan laki-laki lebih cepat daripada
praktikan perempuan
4.
Berdasarkan hasil kedua
praktikan, waktu sensasi pengecap bahan garam paling cepat pada bagian di ujung
lidah. Waktu sensasi pengecap pada praktikan
perempuan lebih cepat daripada praktikan laki-laki
5.
Berdasarkan hasil kedua
praktikan, waktu sensasi pengecap bahan gula paling cepat pada bagian di ujung
lidah. Waktu sensasi pengecap pada praktikan laki-laki lebih cepat daripada
praktikan perempuan
6.
Berdasarkan hasil kedua
praktikan, bahan asam paling cepat pada bagian di bagian tepi depan lidah dan
di pangkal lidah . Waktu sensasi pengecap pada praktikan laki-laki lebih cepat
daripada praktikan perempuan
7.
Berdasarkan data hasil
pengamatan diperoleh bahwa kemampuan indera pengecap manusia dalam merespon
sensasi rasa berbeda- beda
8.
Adanya perbedaan waktu
sensasi pada setiap orang , khususnya para praktikan dikarenakan setiap orang
memiliki kemampuan sensivitas yang berbeda satu sama lain
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, Neil.A, dkk. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III.Erlangga. Jakarta.
Frandson. 1992. Anatomi
dan Fisiologi Ternak. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Johnson, Kurt E. , 1994. Histologi dan Biologi Sel.
Binarupa Aksara . Jakarta.
Nurcahyani,Nuning . 2005. Struktur dan Perkembangan Hewan. Universitas Lampung. Bandar
Lampung .
Tenzer, A. 1998. Struktur Hewan Bagian II . IKIP Malang. Malang.
Widiastuti, Endang L. 2002. Bahan Ajar Fisiologi Hewan I . Universitas Lampung. Bandar lampung.
Anonim. 2008. Indera
Pengecap .Diakses dari http//
iqbalali.com pada tanggal 27 April 2014 pukul 16:01 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar